Halo fellow companions!
Kali ini kita berkesempatan untuk mewawancarai Ibu Kristin - perempuan hebat dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Labuan Bajo.
KSU Labuan Bajo sendiri diinisiasi pada tahun 2015 oleh perempuan yang memiliki usaha rumahan di kawasan tersebut. Adanya aktivitas wisata di Labuan Bajo ternyata membawa dampak negatif, salah satunya adalah menumpuknya sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Salah satu kegiatan yang dilakukan KSU Labuan Bajo untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengolah sampah tersebut, salah satunya melalui produk Perfect Fit.
Berawal dari keprihatinan akan banyaknya sampah di Labuan Bajo ini, terutama sampah pembalut dan pampers. Ibu Kristin berharap Perfect Fit ini dapat menjadi solusi menggantikan kebiasaan sekali pakai menjadi guna ulang melalui produk-nya, pembalut guna ulang.
Berikut wawancara kita bersama ibu Kristin :)
- Halo Bu Kristin, boleh memperkenalkan diri terlebih dahulu?
Halo, saya Ibu Purwaningsih. Biasa dipanggil Ibu Kristin. Selama ini saya aktif di KSU Sampah Komodo. Di KSU kami bersama Ibu Margareta Subekti membelajarkan kepada teman-teman perempuan untuk membuat produk-produk guna ulang seperti celemek, tote bag, kain perca, pembalut guna ulang Perfect Fit.
Produk Perfect Fit yang ditawarkan sementara ini adalah pembalut guna ulang yang dirancang untuk popok balita dan lansia. Sementara untuk pembalut guna ulang Perfect Fit ini aktif sejak tahun 2020.
- Bisa diceritakan latar belakang berdirinya Perfect Fit ini Bu?
Berawal dari keprihatinan akan banyaknya sampah di Labuan Bajo ini, terutama sampah pembalut dan pampers. [Harapan nya] Perfect Fit [dapat] menjadi solusi menggantikan [kebiasaan] sekali pakai menjadi guna ulang.
Pembalut cuci ulang sendiri awalnya menggunakan kain perca atau kain apa adanya. Dengan perkembangan yang ada, kami mengganti dengan kain yang aman dan nyaman. Saat ini kami menggunakan bahan kaos kaki yang nyaman sebagai dry fit dan dilapisan kedua - kami menggunakan kain flanel sebagai penyerap. Di lapisan ketiga - [ada lapisan penahan atau] waterproof agar tidak tembus. Selanjutnya di lapisan ke empat, [ada] kain batik sebagai pilihan motif agar terlihat lebih menarik.
Untuk proses pembuatan pembalut [sendiri], kami ada 10 orang penjahit, kami membuat kelompok untuk memotong, menjahit, dan finishing.
Lokasi rumah produksi kami terletak di desa Lancang, kelurahan Wae Kelambu, Labuan bajo. [Tetapi] dengan adanya Covid-19, kami bekerja di rumah masing-masing dan selalu dikontrol oleh pendamping untuk untuk pengecekan kualitas produk.
Untuk pembelian produk Perfect Fit sendiri bisa dibeli di tempat produksi atau menghubungi Ibu Bekti di nomor 081328614133.
- Bagaimana tantangan dan hambatan yang dihadapi Bu Kristin dan team dalam menjalankan bisnis Perfect Fit?
Kami merasa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu tidak mudah mengubah perilaku dari sekali pakai menjadi guna ulang. Selanjutnya kendala mendapatkan bahan pembuatan produk sendiri dan juga kemampuan untuk memberi balas karya kepada tenaga produksi.
- Bagaimana keterlibatan perempuan dalam jalannya bisnis Perfect Fit?
Semua penjahit Perfect Fit perempuan dan reseller [kita] 90% adalah perempuan. [Perempuan yang terlibat meliputi] perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, janda, disabilitas, dan korban kekerasan.
- Bagaimana menurut Bu Kristin tentang potensi yang dimiliki perempuan untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi kreatif?
Potensi perempuan sangat banyak namun ketersediaan sumber daya manusia terutama perempuan masih terbatas.
- Harapan Ibu dan team dalam perkembangan perfect Fit?
Harapan untuk Perfect Fit kedepan [semoga] Perfect Fit menjadi gerakan perubahan perilaku dari sekali pakai menjadi guna ulang, dikenal banyak orang, dan [mendapat] support pemerintah terhadap kegiatan ini.
- Bagaimana harapan Bu Kristin dalam upaya terwujudnya kesetaraan gender di industri ekonomi kreatif di Indonesia?
[Harapanya semoga] perempuan diberi kesempatan meningkatkan sumber daya-nya, misalnya dengan diberi [banyak] pelatihan. Selanjutnya, perempuan bisa dimandirikan secara ekonomi dan diberi kesempatan dalam pengambilan keputusan minimal dibidang keluarga.
Ditulis oleh Laksi
Artikel ini dipublikasikan pada laman womentourism.id | 22 Maret 2021