Selamat Hari Anak Sedunia Fellow Companions Women in Tourism Indonesia! Mungkin beberapa dari kalian ada yang bertanya, kok Hari Anak dirayainnya tanggal 1 Juni, ya? Yap, jadi sebenernya kalau di Indonesia, Hari Anak itu diperingati setiap tanggal 23 Juli. Tetapi kalau kita lihat lagi ke belakang, Hari Anak Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 1925 di Geneva pada konferensi dunia pada kesejahteraan anak, selanjutnya sejak tahun 1950 setiap tanggal 1 Juni mulai diperingati sebagai Hari Anak Sedunia di beberapa negara. Namun, ada juga beberapa sumber yang mengatakan bahwa tanggal 1 Juni itu diperingati sebagai Hari Perlindungan Anak Sedunia. Well, dari pada kita kebanyakan ngebahas tentang sejarah Hari Anak, mending kita tengok langsung yuk artikel yang satu ini tentang berwisata bersama anak.
Ngomong-ngomong soal anak, Fellow Companions tau ga sih? Ternyata berwisata itu bisa memberikan dampak baik untuk tumbuh kembang anak, loh! Pengalaman ini ternyata juga dirasakan oleh Titi Akmar atau yang akrab dipanggil Titiw, seorang ibu muda dengan dua anak yang juga merupakan sosok dibalik akun instagram @travelmom.id. Selain aktif di Instagram, Titiw juga aktif sebagai blogger. Pada blognya, Titiw banyak mengulas tentang beberapa topik seperti Traveling, Parenting, Lifestyle, dan Titiw Inside yang lebih membahas sisi personal Titiw.
Ibu Dua Anak Yang Suka Traveling
Titiw merupakan seorang Ibu muda yang memiliki banyak peran dalam kesehariannya, mulai dari wanita karir, traveler, blogger, dan yang paling penting adalah seorang Ibu dari dua anak laki-laki berumur 5 dan 2 tahun. Menjadi seorang blogger dan travel blogger Ia lakukan untuk mendokumentasikan setiap perjalanannya.
Titiw dan dua anaknya
Sumber: Instagram @travelmom.id
Urusan traveling, sudah sering Titiw lakukan sejak masih muda. Menurut Titiw pilihan traveling yang disukainya tergantung pada usia dan siapa yang menemaninya traveling. Seperti saat masih muda dulu pilihan traveling yang sering dilakukan Titiw beserta teman-temannya yaitu “yang penting murah” sehingga kurang melihat sisi kenyamanan. Maklum-lah masih muda jadi lebih bebas pilihannya. Tetapi, semenjak memiliki anak pilihan traveling ini mulai berubah menjadi “value for money”, bukan berarti harus mahal tetapi yang penting nyaman untuk bepergian bersama suami dan anak-anaknya.
Tantangan Traveling Dengan Anak
Bepergian bersama anak pasti seru, tapi dibalik keseruan itu juga ada tantangan yang dihadapi. Titiw mengungkapkan terdapat penyesuaian saat mengajak anak traveling, penyesuaian yang dilakukan antara lain mengenai pilihan destinasi yang sudah terjamin kids-friendly. Destinasi yang kids-friendly menurut Titiw antara lain yaitu memiliki pilihan akomodasi yang dapat menyediakan dua tempat tidur dengan ukuran queen-size, ada kolam renang, memiliki area non-smoking, dan memiliki akses transportasi yang mudah di jangkau sehingga anak bisa selalu nyaman selama di perjalanan.
Kegiatan traveling Titiw dan keluarganya
Sumber: Instagram @travelmom.id
Untungnya, di Indonesia cukup banyak destinasi yang sudah ramah anak, terutama di kota-kota yang sarana dan pra-sarana pariwisatanya sudah sangat mendukung seperti Bali, Bandung, dan Yogyakarta. Kebutuhan destinasi yang ramah anak untuk Titiw masih sangat besar mengingat usia anak-anaknya yang masih balita. Titiw berharap saat anak-anaknya mulai beranjak dewasa mereka bisa mengunjungi destinasi yang lebih pelosok sehingga tingkat challenge travelingnya juga semakin tinggi.
Selain penyesuaian dalam pemilihan destinasi wisata, sebagai orang tua yang membawa anaknya berwisata, Titiw menyarankan untuk menurunkan ekspektasi. Hal ini penting untuk dilkaukan karena saat berwisata bersama anak banyak kemungkinan yang tidak bisa di prediksi bisa saja terjadi dan dapat menghambat rencana perjalanan yang sudah dibuat. Hambatan tersebut seperti suasana hati anak yang tidak terlalu bagus, anak yang bangunnya siang, anak tidak mau diajak jalan, anak tidak mau makan dan yang paling berat yaitu anak mengalami sakit saat perjalanan. Sehingga, misalnya sudah merencanakan untuk mengunjungi 3 destinasi dalam sehari mungkin harus berkurang.
Manfaat Traveling Untuk Anak
Dengan membiasakan anak traveling sejak dini Titiw memiliki harapan agar kelak anak-anaknya bisa memiliki pemahaman bahwa kenyamanan itu tidak didapatkan secara instan. Selain itu, Titiw juga berharap anaknya bisa bertoleransi dengan orang lain. Harapan itu ternyata tersalurkan dengan baik kepada anak pertamanya yang berumur 5 tahun. Sejauh ini pengalaman traveling yang diberikan oleh Titiw untuk anak pertamanya jauh lebih banyak dari pada anak kedua. Sangat disayangkan si adik belum bisa banyak bepergian karena kebetulan lahirnya tepat 1 tahun sebelum pandemi COVID-19 yang akhirnya membuat si adik belum memiliki pengalaman berwisata sebanyak kakaknya.
Sejak usia 1 tahun, anak pertamanya sudah Titiw ajak ke sekitar 7-8 kota yang berbeda untuk traveling dan bahkan sampai saat ini usianya menginjak 5 tahun sudah merasakan pergi ke 10-15 destinasi berbeda. Titiw merasa dengan pengalaman berwisata yang didapatkan tersebut, anak pertamanya bisa memiliki kepribadian yang lebih toleransi dan lebih paham cara menghargai orang lain bahkan sejak berusia sama seperti adiknya (2 tahun). Sedangkan si adik yang belum bisa banyak jalan-jalan ternyata harus lebih dinasehati untuk bisa memahami toleransi seperti menghargai orang lain dan tidak menyakiti orang lain.
Keseruan Titiw dan dua anaknya di Boracay, Filipina
Sumber: Instagram @travelmom.id
Ternyata kegiatan traveling bisa membantu orang tua dan anak untuk bisa memiliki sikap yang lebih toleransi dan saling menghargai.
Tips Traveling Bersama Anak
Traveling bersama anak ternyata ada tantangannya, tapi besar juga manfaatnya. Nah, Titiw punya tips nih untuk berwisata bersama anak supaya aman dan terkendali.
-
Mengatur keuangan
Bagi Titiw, mengatur keuangan untuk liburan bersama anak itu mudah, kok. Setiap tahunnya Titiw dan suaminya (@traveldad.id) sengaja menyiapkan dana untuk traveling paling tidak 1 kali untuk keluar negeri dan 3-4 kali jalan-jalan di dalam negeri. Budgeting itu penting agar biaya yang digunakan tidak membengkak selama perjalanan.
-
Kerja sama yang baik dengan pasangan
Untuk menghindari terjadinya pertikaian atau drama selama perjalanan, penting adanya kerja sama yang baik dengan pasangan. Selain dapat menghindari pertikaian, kerja sama juga dibutuhkan untuk menyiapkan opsi rencana karena menurut pengalaman Titiw, banyak hal yang tidak terduga dapat terjadi selama traveling dengan anak. Tidak lupa untuk juga bekerja sama dengan pasangan untuk menurunkan ekspektasi bersama selama perjalanan wisata karena ketidakpastian yang mungkin terjadi.
Suami Titiw (@traveldad.id) dan kedua anaknya
Sumber: Instagram @travelmom.id
-
Rekomendasi destinasi ramah anak dari @travelmom.id
Untuk destinasi wisata yang ramah anak, Titiw menyebutkan kebanyakan destinasi dalam negeri sudah ramah anak seperti Yogyakarta, Solo, Bali, dan Lombok. Sedangkan untuk destinasi luar negeri, Titiw punya pengalaman menarik saat mengunjugi Filipina akhir 2019 lalu. Boracay di Filipina bisa menjadi pilihan destinasi wisata ramah anak karena di sana terdapat White Beach yang sempat ditutup untuk kepentingan revitalisasi dan saat ini pantai tersebut sudah benar-benar putih dan bersih serta ada peraturan yang melarang pengunjung untuk merokok. Larangan merokok ini menurut juga menjadi salah satu faktor penting destinasi yang ramah anak.
Kegiatan traveling Titiw dan keluarganya ke Boracay, Filipina (2019)
Sumber: Instagram @travelmom.id
Ditulis oleh Sari Nastiti.
Diterbitkan oleh womentourism.id Pada tanggal 1 Juni 2021