Enviromoms: Ibu Berdaya, Bumi Terjaga

Kegiatan para ibu rumah tangga di Indonesia khususnya wilayah pedesaan terbilang hanya berfokus pada kegiatan di rumah dan terkadang ikut terlibat untuk membantu para suami saat bekerja menjadi pandangan yang lumrah bagi masyarakat desa. Tetapi tidak untuk para ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Enviromoms dimana bentuk keresahan salah satu mahasiswa IPB University yang sadar pentingnya pemberdayaan yang berfokus pada unit terkecil yaitu keluarga yang berperan aktif dalam melakukan gerakan melestarikan lingkungan. Keterlibatan perempuan sangat penting untuk mendorong pembangunan sebuah negara termasuk pada permasalahan sampah yang belum bisa teratasi secara maksimal, hal ini disebabkan karena perempuan tidak dilibatkan secara aktif dalam kemampuan pengolahan sampah rumah tangga baik itu tidak membuang sampah sembarangan, pemilahan sampah anorganik dan organik, pemanfaatan limbah dapur untuk ditanam kembali dan lain-lain.

 

Terbentuk Karena Keresahan Terhadap Sampah

Komunitas Enviromoms merupakan kegiatan yang pada awalnya terbentuk pada tahun 2021 dimana penggeraknya adalah Lulu Firdusi Haqiqi yang sadar akan pentingnya gerakan sosial pertama terhadap para ibu rumah tangga, untuk melakukan aksi sosial change tentunya memerlukan dana yang cukup untuk menyediakan fasilitas. Langkah awal yang dilakukan Kak Lulu dengan teman satu perjuangannya ialah mengikuti lomba untuk mengajukan proposal kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk dapat membantu impian yang sudah lama diimpikan Kak Lulu untuk lebih bermanfaat bagi orang lain khususnya perempuan yang menjadi ibu rumah tangga. 

 

Pada umumnya kegiatan ini berfokus kepada ibu-ibu rumah tangga yang belum melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan secara mandiri, dari situlah Komunitas Enviromoms hadir menjadi solusi dengan mengaitkan isu lingkungan yang dibawa yaitu permasalahan sampah yang tidak pernah kunjung usai. Kak Lulu berupaya mengajak para ibu rumah tangga yang hakikatnya merupakan produksi utama sampah terbanyak pada sektor rumah tangga dengan bertujuan melakukan pemberdayaan pada unit terkecil yaitu pada lingkup keluarga. Kak Lulu selaku founder dari komunitas Enviromoms tersebut melihat permasalahan sampah yang sulit teratasi karena sampah rumah tangga yang tidak pernah berkurang bahkan selalu bertambah setiap harinya, hal ini terjadi karena belum adanya kesadaran yang tumbuh dari para ibu rumah tangga disebabkan masih dipandangnya sampah yang tidak memiliki nilai jual serta kurangnya keterampilan dalam pengolahan sampah. 

 

Sumber: Lulu Firdusi Haqiqi


Konsep yang dibuat komunitas ini dengan menerapkan konsep virtual community dimana mengajak kolaborasi para ibu rumah tangga di seluruh daerah Indonesia untuk aktif dan peka terhadap permasalahan sampah di daerah mereka masing-masing, sehingga tujuan yang dimiliki searah dan dengan mudah gerakan lingkungan dilakukan. Konsep virtual community pada Komunitas Enviromoms diterapkan untuk tidak hanya berfokus pada wilayah Bogor tetapi tergabung dari berbagai para ibu rumah tangga di luar daerah yang tertarik pada isu lingkungan tersebut. Para penggerak ini merupakan para ibu rumah tangga yang sebelumnya memang aktif pada setiap kegiatan di desa mereka seperti anggota kader posyandu, para anggota kelompok wanita tani, istri dari kepala RT, RW, dan kepala desa. 

 

Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan komunitas ini juga melibatkan mahasiswa dalam memberikan materi terkait isu permasalahan sampah kepada para ibu-ibu yang tergabung menjadi anggota komunitas. Materi yang diberikan para mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Enviromoms baik online ataupun offline yaitu terkait pengolahan sampah, pemilahan sampah, pemanfaatan sampah untuk budidaya maggot, dan pentingnya pembangunan bank sampah bagi setiap desa. Tujuannya untuk meneruskan ilmu pengetahuan yang didapat untuk disampaikan kepada masyarakat secara luas khususnya para ibu rumah tangga di setiap wilayah anggota komunitas Enviromoms tinggal.


Pembentukan Desa Percontohan

Kegiatan yang dilaksanakan komunitas ini sangat didukung penuh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Dengan adanya kolaborasi yang dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor dapat membantu secara cepat untuk mewujudkan misi mengelola sampah dimulai dari rumah atau disebut juga zero waste home. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor mendukung sekaligus memfasilitasi untuk pembentukan salah satu desa percontohan dengan memberikan wadah masyarakat guna berpartisipasi dalam pembentukan desa yang peduli terhadap lingkungan. Kelurahan Babakan, Bogor Tengah menjadi yang pertama dalam pengembangan desa percontohan utama yang dibangun Komunitas Enviromoms bersama masyarakat untuk melakukan pengimplementasian ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari sosialisasi bersama para fasilitator dan pemateri yang disampaikan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor ataupun Komunitas Enviromoms tersebut.

 

Sumber: Lulu Firdusi Haqiqi

 

Pelaksanaan program desa percontohan perlu mempersiapkan berbagai hal untuk melibatkan seluruh masyarakat agar aktif pada setiap kegiatannya seperti pembentukan jadwal pengambilan sampah ke setiap rumah, perancangan program kegiatan ekonomi yang menghasilkan seperti pembuatan bank sampah dan pengembangan produksi maggot. Selain itu percobaan desa percontohan tersebut sudah berjalan dari bulan Agustus 2021 dan kegiatan mengumpulkan sampah yang dilakukan pada satu hari berkisar 100 kg sampah anorganik dan 70 kg sampah organik sehingga isu permasalahan sampah rumah tangga ini sangat krusial harus diatasi.

 

Kegiatan di Kelurahan Babakan utamanya sudah dua program yang direalisasikan yaitu pembangunan bank sampah yang melibatkan perempuan dan laki-laki dewasa dimana terdapat petugas yang mengumpulkan sampah sekaligus memilahnya, setelah itu akan dikumpulkan sampah anorganik di tempat bank sampah. Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan bank sampah akan memiliki buku tabungan untuk mempermudah mencatat pemasukan sampah yang diberikan pada bank sampah sendiri untuk dapat ditukarkan menjadi uang tunai. Sedangkan pada kegiatan pengembangan maggot dapat menyalurkan sampah organik untuk memberi makan para maggot untuk cepat berkembang biak, hasil maggot dapat dipanen setelah dikelola beberapa minggu kemudian dan dapat digunakan sebagai pakan ikan dan kebutuhan ternak lainnya. Kedua kegiatan ini hingga saat ini masih dijalankan masyarakat karena semangat yang dimiliki serta pendampingan penuh dari Komunitas Enviromoms dan pihak Dinas Lingkungan hidup Kota Bogor untuk menyediakan kebutuhan serta fasilitas yang diperlukan masyarakat untuk kelancaran dari program desa percontohan pertama di Kelurahan Babakan.

 

Sumber: Lulu Firdusi Haqiqi

 

Pengembangan desa percontohan dan Komunitas Enviromoms ini menjadi langkah awal yang baik untuk menjadi penggerak pertama untuk mengatasi isu permasalahan sampah. Para ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Enviromoms mengatakan bahwa masih banyak perempuan khususnya ibu rumah tangga yang belum sadar akan pentingnya permasalahan sampah yang belum terselesaikan, dengan semangat yang mereka miliki diharapkan dapat menjadi contoh yang baik untuk memotivasi seluruh ibu di Indonesia agar peduli terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan menyelamatkan bumi walaupun kontribusinya kecil sekalipun. Maka dari itu, keberhasilan Komunitas Enviromoms ini sudah melibatkan seluruh jaringan baik internal dan eksternal yang memiliki visi misi yang sejalan guna mewujudkan pemberantasan permasalahan lingkungan di Indonesia khususnya pada lingkup rumah tangga di pedesaan.


"Perempuan bisa saja tidak melakukan apa-apa dan tidak ikut serta pada setiap perubahan yang terlihat di depan mata, tetapi ketika Tuhan memberikan kelebihan pada diri sendiri maka berbuat baik lah dengan pemikiran hebat yang telah Tuhan berikan sebagai anugrah" -Lulu Firdusi Haqiqi

 

Ditulis oleh: Dwi Ade

Editor: Kharisma Erlambang

 

Artikel ini dipublikasikan pada laman womentourism.id | 9 November 2022