Source: thecognate.com
Seiring zaman, setiap individu atau kelompok sebagai makhluk hidup pasti berdinamika untuk beradaptasi dengan zaman tersebut. Perubahan ini, baik disengaja maupun tidak disengaja, pun memengaruhi perempuan untuk menyesuaikan diri, tidak terkecuali untuk melakukan wisata ke destinasi tertentu. Elena Nikolova, salah seorang penjelajah perempuan beragama Islam, menjadi salah satu simbol perempuan berdaya di dalam ruang lingkup pariwisata (Bhatia, 2022). Nikolova membagikan pengalaman buruk dan baiknya selama berwisata bukan hanya di negara-negara Islam, tetapi juga di negara-negara dengan mayoritas warga negaranya bukan beragama Islam. Bahkan pada faktanya, diskriminasi atas nama agama ini belum berakhir (Travel and Tour World, 2025). Namun di sisi lain, prioritas atas nama agama justru sedang diusahakan oleh berbagai belahan dunia lainnya.
Beberapa tahun ke belakang, pariwisata islamis—atau kemudian disebut sebagai pariwisata halal, sedang mengalami perkembangan pesat hingga membentuk niche tourism tersendiri (Fauzi & Battour, 2024). Pasar pariwisata halal umumnya berasal dari negara-negara dengan mayoritas warga negaranya beragama Islam, seperti Indonesia. Dalam implementasinya, wisatawan pariwisata halal tidak hanya mengunjungi negara-negara Islam, tetapi juga negara-negara non-Islam. Namun di saat bersamaan, pariwisata halal di negara-negara non-Islam ini terkadang berhadapan langsung dengan islamofobia atau ketakutan terhadap individu atau kelompok beragama Islam, termasuk pula wisatawan di dalamnya (Al-Ansi et al, 2022). Oleh sebab itu, istilah pariwisata ramah muslim lebih banyak diterapkan oleh pihak pengelola dalam pengembangan pariwisata halal di dunia.
Istilah pariwisata ramah muslim cenderung lebih banyak digunakan dalam industri pariwisata untuk menandakan bahwa pariwisata halal tidak hanya diperuntukkan untuk wisatawan muslim saja, tetapi wisatawan lainnya pula. Soonsan dan Jumani (2024) menyebutkan bahwa pada hakikatnya, pariwisata halal didasarkan pada penyediaan barang dan pelayanan jasa berbasis hukum Islam. Selain itu, Said et al (2022) juga menyatakan bahwa pariwisata halal perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung bagi wisatawan muslim untuk melakukan kegiatan agama, seperti beribadat. Dalam penelitian lain, Wibawa et al (2023) pun membuktikan bahwa pengelolaan pariwisata berdasarkan agama Islam tersebut memengaruhi sikap dan perilaku wisatawan, baik sebelum, selama, maupun sesudah mengunjungi destinasi-destinasi wisata ramah muslim.
Di zaman modern ini, menjadi perempuan muslim bukan lagi menjadi batas untuk mengelilingi dunia. Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya mengenai perkembangan pariwisata ramah muslim di dunia, Filipina turut mendukungnya dengan menciptakan ruang khusus wisatawan perempuan muslim (Travel Weekly Asia, 2024). Berdasarkan berita tersebut, Marhaba Cove, di bawah pengelolaan Boracay Newcoast, menyediakan pantai eksklusif untuk wisatawan perempuan secara umum dan wisatawan perempuan muslim secara khusus. Hal ini tentu membawa kabar baik bagi para wisatawan perempuan, khususnya wisatawan beragama Islam. Dengan tetap memperhatikan perintah dan larangan agama, wisatawan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya untuk berwisata. Di samping itu, perkembangan ini tentu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan.
Pada kesimpulannya, wisatawan muslim, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kebutuhan dan keinginannya tersendiri. Selama berwisata, sebagai muslim, tentu wisatawan tetap perlu memperhatikan perintah dan larangan dalam agama Islam. Di samping perkembangan pesat pariwisata halal, wisatawan muslim masih menghadapi permasalahan terkait agama saat berwisata di negara-negara dengan mayoritas penduduknya bukan muslim. Maka dari itu, penyediaan barang, pelayanan jasa, dan pengadaan sarana serta prasarana ibadat menjadi prioritas utama untuk menangkap pasar wisatawan muslim dari seluruh dunia. Di samping itu, di zaman modern ini, menjadi wisatawan perempuan muslim tidak lagi mengindikasikan marginalisasi gender. Hari ini, inklusi, baik atas nama agama maupun gender, menjadi salah satu prioritas dalam perkembangan pariwisata ramah muslim.
Referensi
Al-Ansi, A., Chua, B., Kim, C., Yoon, H. & Han, H. (2022). Islamofobia: Differences Across Western and Eastern Community Residents toward Welcoming Muslim Tourists. Journal of Hospitality and and Tourism Management, 51, 439-450. https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2022.04.018.
Bhatia, J. (2022, January 21). From DIY Pilgrimages to Halal Restaurant Tips: How This Travel Blogger Built a Community of Muslim Travelers. Lonely Planet. https://www.lonelyplanet.com/articles/a-community-for-muslim-travelers.
Fauzi, M. A. & Battour, M. (2024). Halal and Islamic Tourism: Science Mapping of Present and Future Trends. Tourism Review. https://doi.org/10.1108/TR-08-2023-0533.
Said, M. F., Adham, K. A., Muhamad, N. S. & Sulaiman, S. (2022). Exploring Halal Tourism in Muslim-Minority Countries: Muslim Travellers' Needs and Concerns. Journal of Islamic Marketing, 13(4), 824-842. https://doi.org/10.1108/JIMA-07-2020-0202.
Soonsan, N. & Jumani, Z. A. (2024). Perceptions of Halal-Friendly Attributes: A Quantitative Study of Tourists' Intention to Travel Non-Islamic Destination. Journal of Islamic Marketing, 15(6), 1441-1460. https://doi.org/10.1108/JIMA-07-2022-0204.
Travel and Tour World. (2025, March 6). Afghanistan, Pakistan May Be in Travel Ban List with Iran, Libya, Somalia, Sudan, Syria, and Yemen: After Trade War, This New Trump Government Now Moves on with Islamophobia. Travel and Tour World. https://www.travelandtourworld.com/news/article/afghanistan-pakistan-may-be-in-travel-ban-list-with-iran-libya-somalia-sudan-syria-and-yemen-after-trade-war-this-new-trump-government-now-moves-on-with-islamophobia/.
Travel Weekly Asia. (2024, September 6). Boracay to Open Exclusive Beach for Muslim Travellers. Travel Weekly Asia. https://www.travelweekly-asia.com/Destination-Travel/Boracay-to-open-exclusive-beach-for-Muslim-travellers.
Wibawa, B. M., Pranindyasari, C., Bhawika, G. W. & Mardhotillah, R. R. (2023). Discovering the Importance of Halal Tourism for Indonesian Muslim Travelers: Perceptions and Behaviors When Traveling to a Non-Muslim Destination. Journal of Islamic Marketing, 14(1), 61-81. https://doi.org/10.1108/JIMA-07-2020-0210.
Writer:
Hanif Aflah
Universitas Gadjah Mada Student of Undergraduate Tourism Program
Artikel ini dipublikasikan di laman womentourism.id | 3 April 2025