Rumah Tenun Lepo Lorun, Bukti Nyata Pelestarian Tenun oleh Perempuan Flores

 

 

Tenun ikat merupakan salah satu budaya tradisional khas Flores, NTT. Menjadi salah satu peninggalan budaya Indonesia, tentu tenun ikat ikat perlu dilestarikan. Beruntungnya Indonesia yang memiliki Rumah Tenun Lepo Lorun, yakni sebuah rumah yang digunakan sebagai tempat para perempuan Flores untuk memberikan edukasi dalam membuat tenun ikat. Dibalik Rumah Tenun Lepo Lorun berdiri sosok Ibu Alfonsa Horeng yang menginisiasi dibangunnya rumah tenun tersebut. Dibantu oleh perempuan-perempuan hebat lainnya di Flores, Rumah Tenun Lepo Lorun dapat berdiri dan dikenal sampai kancah internasional hingga saat ini. Untuk mengenal lebih dalam sosok Ibu Alfonsa dan Rumah Tenun Lepo Lorun, WTID telah melakukan wawancara dengan perempuan hebat dan inspirasioanal ini.


Alfonsa Horeng, Florentina Neta, dan Yosephina de Ornay

(Sumber: Dok. Istimewa)

 

Bagi Ibu Alfonsa Rumah Tenun Lepo Lorun bukanlah pabrik, melainkan sebuah kegiatan budaya dan tradisi perempuan-perempuan Flores yang identik dengan tenun. Tenun ikat benar-benar terpakai dalam kehidupan sehari-hari dan adat serta merupakan pola hidup dan budaya dalam kehidupan di Flores. 

 

“Tenun ikat di sini bukan untuk diperjualbelikan demi mendapat keuntungan guna membeli kebutuhan sehari-hari seperti beras dan lain-lain, tetapi sudah menjadi gaya hidup yang mendarah daging. Kami bukan UMKM yang menunggu bantuan dari pemerintah. Misi utama kami adalah untuk melestarikan tenun dan tidak mementingkan uang yang didapat dari pembuatan tenun ikat tersebut,” jelas Ibu Alfonsa.

 

Banyaknya  wisatawan datang mencari tenun ikat, permintaan wisatawan domestik dan mancanegara untuk melihat proses menenun, juga belum tersedianya wadah bagi perempuan Flores untuk menenun menjadi motivasi Ibu Alfonsa dalam menginisiasi dibangunnya Rumah Tenun Lepo Lorun. 

 

“Daripada menenun di rumah sendiri, karena ada lahan luas lalu dibangunlah rumah untuk menenun.” - Ibu Alfonsa Horeng

 

Seiring waktu berjalan, semakin banyak khalayak yang mengetahui keberadaan Rumah Tenun Lepo Lorun. Berbagai pameran skala nasional bahkan acara berskala internasional telah melihat potensi Rumah Tenun Lepo Lorun dan mengundang Ibu Alfonsa dalam berbagai acara yang membantu Rumah Tenun Lepo Lorun semakin mendapat banyak perhatian dalam mengenalkan salah satu budaya Indonesia.

 

Lepo Lorun mempresentasikan Tenun Ikat dan Sasando khas NTT di Rancagua, Chile, Amerika Selatan pada 2013
(Sumber: Dok. Istimewa)

 

“Lepo Lorun bukan untuk memproduksi kain secara masal dan dijual untuk mendapat keuntungan, namun lebih kearah edukasi dan melestarikan budaya.” - Ibu Alfonsa Horeng

 

Wisatawan yang berkunjung ke Rumah Tenun Lepo Lorun akan diberikan edukasi bagaimana cara membuat tenun ikat oleh perempuan-perempuan Flores yang sangat akrab dengan kegiatan menenun. Tidak jarang wisatawan yang berkunjung membutuhkan waktu lebih lama untuk menikmati dan mempelajari hal-hal baru yang mereka dapat di Rumah Tenun Lepo Lorun, sehingga Ibu Alfonsa dan perempuan lainnya telah menyediakan homestay bagi wisatawan yang membutuhkan tempat menginap.

 

Kegiatan menenun di Flores memang hanya dilakukan oleh perempuan dikarenakan hal tersebut memang sudah menjadi tradisi.  Di Flores, menenun bisa dikatakan hal yang sangat krusial – yang wajib dapat dilakukan oleh perempuan. 

 

Perempuan setempat sangat akrab dengan aktivitas menenun
(Sumber: Dok. Istimewa)

 

“Secara tradisi memang perempuan saja yang menenun karena sudah ada pembagian kerja dengan laki-laki. Laki-laki biasanya berternak, bertani untuk cari nafkah. Membuat tenun ikat dapat menguji kemandirian dan etika perempuan di Flores.”

 

Tidak hanya perempuan di Flores, Ibu Alfonsa juga mengatakan bahwa rata-rata pengunjung yang ingin mempelajari pembuatan tenun ikat memang didominasi oleh perempuan dan berasal dari luar negeri. 

 

Di Rumah Tenun Lepo Lorun Ibu Alfonsa berperan sebagai sosok yang menghubungkan pihak eksternal dengan bagian internal Rumah Tenun Lepo Lorun. Selain itu, Ibu Alfonsa juga berperan sebagai sosok yang menjaga sistem kerja dan penyulut api semangat perempuan di Lepo Lorun untuk senantiasa melestarikan budaya dan memberikan edukasi dan sebagai upaya nyata pelestarian berupa bagaimana proses demi proses tenun beserta filosofi dan aspek yang terkandung di dalam karya tenun sebagai identitas suku bangsa yang bernilai tinggi dalam pola kehidupan masyarakat yang mengangkat kearifan lokal.

 

“Saya menjadi penghubung Rumah Tenun Lepo Lorun dengan pihak luar, seperti komunitas misalnya. Juga sebagai penggerak perempuan-perempuan disini. Perempuan di Flores berbeda dengan perempuan Jawa pada umumnya. Kami disini kerjanya keras, saya menjaga sistem yang sudah ada disini agar tidak rusak. Kalau ada yang merusak sistem dia keluar, ini bukan pembelajaran lagi, kita sudah terjun, sudah dipakai dunia. Indonesia patut bersyukur atas kekayaan peradaban bangsa yang diakui di tengah dunia.”

 

Perempuan berperan besar bagi Rumah Tenun Lepo Lorun, dan Rumah Tenun Lepo Lorun juga memberikan arti bagi perempuan Flores sebab tidak hanya memberikan kesempatan untuk melestarikan budaya dan membagikan ilmu tetapi juga sekaligus memberikan pemberdayaan bagi perempuan di Flores.

 

“Dengan menenun kita memperlihatkan kekuatan perempuan. Perempuan yang hebat bukan dilihat dari keperawanan, kecantikan, postur tubuh, tapi dilihat dari yang sudah dia buat, dari skill nya, walaupun perempuan itu tidak memiliki keahlian sebelumnya, akan diajari. Kami disini sebagai keluarga.” - Ibu Alfonsa

 

Keberadaan Rumah Tenun Lepo Lorun telah membawa dampak besar bagi masyarakat setempat. Siapa yang menyangka usaha Ibu Alfonsa dan perempuan-perempuan hebat disampingnya dapat mengenalkan tenun ikat sampai di kancah internasional. Berkat usaha tak henti dari para perempuan tangguh ini, Rumah Tenun Lepo Lorun dapat terus berdiri dan membuka kesempatan bagi warga setempat untuk mendapat pekerjaan. 

 

Munas PDIP di BSD Tangerang mendiskusikan tentang pewarna alam pada tenunan
(Sumber: Dok. Istimewa)

 

“Dampaknya besar sekali di masyarakat, nasional, sampai internasional. Dikarenakan adanya event internasional dan dalam negeri serta pameran membawa dampak besar bagi Lepo Lorun karena semakin dikenal kalau mereka ada. Dengan begitu lapangan kerja semakin terbuka. Tidak hanya untuk perempuan, tetapi juga untuk para suami,” tutur Ibu Alfonsa.

 

Bagi fellow companions yang tertarik mengunjungi Rumah Tenun Lepo Lorun, dapat mengunjungi alamat Jl. Soverdi Kav 1-15, Nita, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur dan bisa mengunjungi laman Instagram mereka di @lepolorunofficial dan @alfonsahoreng.

 

ditulis oleh Vivian

 

diterbitkan pada laman womentourism.id | 26 Februari 2021