Dinni Septianingrum: Tentara Laut yang Berjuang demi Pelestarian Lingkungan

 

 

Keliling Indonesia dan Membangun Seasoldier

Dinni Septianingrum, yang biasa dipanggil Dinni adalah seorang perempuan yang lahir di Jakarta 35 tahun lalu dan merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Ia adalah seorang sociopreneur yang saat ini sedang fokus di gerakan isu lingkungan yang bernama Seasoldier Foundation dan sedang mengenyam pendidikan Magister di Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia. 

Dinni Septianingrum

(Sumber: Dok. Istimewa)

Pada tahun 2015, Dinni mendirikan Seasoldier bersama temannya yaitu Nadine Chandrawinata, dan saat itu Seasoldier belum menjadi yayasan. Berawal dari kegelisahan dan keresahan Dinni yang sejak tahun 2005 memiliki pengalaman keliling Indonesia terutama ke pedalaman, Dinni menemukan bahwa ternyata selain isu pendidikan yang sangat tidak merata, Indonesia juga memiliki permasalahan yang sangat kompleks dengan lingkungan.

Pada saat yang sama, Nadine juga memiliki pandangan serupa karena ia sering melakukan aktivitas traveling dan diving. Di situlah Dinni dan Nadine sepakat untuk membuat sebuah gerakan/kampanye di media sosial karena merasa isunya sangat dekat dengan anak muda zaman sekarang. Mereka menyampaikan sebuah ide/pesan dengan #SEASOLDIER yang berarti tentara laut, memiliki filosofi dari situasi nyata dimana 80% sampah di laut berasal dari darat, yang seharusnya orang-orang kota atau darat lah yang menjadi penjaga atau tentara laut.

Dinni Septianingrum dan Nadine Chandrawinata

(Sumber: Dok. Istimewa)

Seiring berjalannya waktu, #SEASOLDIER berkembang tidak hanya di sosial media, namun juga di lapangan. Dinni memiliki pengalaman menjadi managing director di sebuah organisasi non profit bidang pendidikan, merasa bahwa ilmunya dapat diaplikasikan di Seasoldier. Akhirnya pada tahun 2018, Seasoldier resmi menjadi yayasan. Sebagai Chief Operations Officer, sampai hari ini Dinni masih terjun langsung ke lapangan dan memonitor teman-teman di seluruh Indonesia, selain itu juga ia ikut mengembangkan, mereview, dan melakukan riset pada program-program Seasoldier yang sedang berjalan.

Energi dan Tanggapan Positif adalah Motivasi Terbaik

Berbicara motivasi atas apa yang Dinni jalani, jika pemantiknya adalah kegelisahan akan kondisi lingkungan yang dilihatnya langsung, maka yang menjadi motivasi untuk dirinya sendiri adalah tanggapan positif dan energi yang diberikan masyarakat. Tak lupa dengan keberadaan teman-teman relawan yang bergabung dan mendukung gerakan Seasoldier, dari awal berdiri sampai saat ini. Artinya, gerakan ini diterima dan memiliki manfaat, sehingga apa yang dilakukan tidak sia-sia. Dinni memiliki harapan semoga Seasoldier dapat terus menjadi wadah untuk kita semua belajar bersama, dan semakin bermanfaat.

Seperti yang sering dialami oleh perempuan, stigma bahwa perempuan tidak memiliki kekuatan pun dirasakan oleh Dinni dan menjadi tantangan terbesar baginya. Stigma pemimpin perempuan di Indonesia masih dianggap tidak memiliki kekuatan yang sama dengan laki-laki. Tetapi menurut Dinni, apapun gendernya jika memiliki kesempatan untuk memimpin, bekalnya adalah mental dan paket dari “pengetahuan-keingintahuan” yang terus-menerus. Sejauh ini, ia belum menemukan hambatan ketika mengelola dan memimpin Seasoldier Foundation.

Saling Belajar dan Tumbuh bersama Seasoldier

Dinni dan teman-teman Seasoldier merasa hanya melakukan sedikit dari celah kecil, bahkan menurut ia potongannya kecil sekali dibandingkan dengan organisasi-organisasi besar lainnya. Pada saat terjun ke masyarakat, bagi Dinni dan Seasoldier kuncinya adalah mereka tidak memaksakan hal-hal baru untuk diterapkan. Karena masyarakat sudah lebih dulu “terorganisir” dengan tipologi daerah masing-masing. 

Seasoldier masuk dengan menyuarakan isu lingkunganyang dapat diadopsi oleh daerah-daerah, dan mereka menjalaninya sesuai dengan karakter mereka sendiri. Maka dari itu, Dinni menyebutkan bahwa yang menjadi “kepala dan badan” adalah teman teman di daerah, bukan ia yang hanya berkunjung sebentar-sebentar saja. "Justru saya lebih ingin teman-teman di daerah ini menjadi corong perubahan dan memajukan daerahnya, dengan atau tanpa Seasoldier,” kata Dinni.

 

Keterkaitan Erat antara Lingkungan dan Wisata

(Sumber: Dok. Istimewa)

Ternyata banyak sekali manfaat yang Dinni rasakan ketika terlibat dalam kegiatan isu lingkungan dan tempat wisata. Dinni belajar banyak dan yang ia sadari bahwa Seasoldier adalah rumah baginya dan bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk berproses, tidak hanya dalam hal pelestarian lingkungan saja, tetapi bagaimana terkoneksi dengan banyak pihak yang satu visi misi. Untuk kegiatan wisata, kaitannya dengan lingkungan itu erat sekali.

"Makanya, di Seasoldier ada kampanye dengan hashtag #SmartTraveling. Kepedulian dimulai sejak kita packing hingga nanti kembali ke rumah. Contoh aksi dalam #SmartTraveling seperti membawa botol minum sendiri, tidak terlalu banyak membawa cemilan yang berbungkus plastik (lebih enak beli makan asli daerah, dimasak langsung oleh warga lokal – membantu perekonomian daerah wisata juga). Jika berkunjung ke pulau-pulau kecil (pastikan daerah tersebut memiliki TPS/TPA), jika tidak ada, bawa kembali sampahmu! Apalagi di gunung, wajib bawa sampahnya turun. Jangan juga suka usil melakukan vandalisme pada alam terbuka atau jahil memetik tanaman. Apalagi kegiatan di laut seperti snorkeling/diving ya, wah, banyak sekali etika yang harus dilakukan dan harus dipahami sebelum kita berangkat. Pilihlah tour guide yang concern dengan hal-hal tersebut. Jangan jadi turis di negeri sendiri, deh. Katanya orang Indonesia, ya rumahnya juga harus dijaga, dong. Kadang malu, yang lebih peduli justru orang-orang luar negeri", ucap Dinni dengan bahasanya yang menggebu-gebu.

(Sumber: Dok. Istimewa)

 

Keterlibatan dan Potensi Perempuan dalam Berbagai Industri, termasuk dalam Seasoldier

Dinni menuturkan bahwa keterlibatan perempuan dalam gerakan lingkungan terutama di dalam Seasoldier Foundation terhitung banyak, karena Dinni merasa bahwa ia dan Nadine adalah perempuan, sudah diprediksi sejak awal porsinya pasti akan lebih banyak perempuan yang ikut. "Terbukti, hahaha. Mungkin sekitar 60% perempuan, dan mereka hebat-hebat semua. Tapi jujur, saya bukan orang yang terlalu pusing dengan gender. Saya tidak pernah menilai seseorang dari gender, karena buat saya, sama saja", tegas Dinni.

Ketika berbicara keterlibatan perempuan dalam industri apapun dan tidak hanya wisata, menurut Dinni adalah sah-sah saja. "Di era modern seperti sekarang, bahwa perempuan sudah lebih diberi kesempatan yang sama, kok menurut saya. Tuh, banyak yang jadi Menteri, bahkan bisa jadi presiden. Artinya, tidak ada alasan untuk seorang perempuan tidak bisa berkarya. Semua pasti bisa. Asal jangan lupakan 1 hal yang sudah saya sebutkan di awal, kodrat", jelas Dinni.

Potensi yang dimiliki oleh perempuan pun bagi Dinni besar sekali. Dinni menambahkan, "Jujur, selama pengalaman saya di dunia pariwisata, memang masih didominasi oleh laki-laki. Apalagi yang mengandung unsur “extreme” seperti mendaki gunung atau lebih banyak outdoor ya. Tetapi balik lagi, kesempatan untuk serius di industri ini untuk perempuan masih sangat besar. Urusan safety toh tidak memandang laki-laki atau perempuan, apalagi urusan menjaga kelestarian lingkungan dalam berwisata. Paling yang sedikit menjadi concern jika pergi ke daerah-daerah yang rawan, ya secara akses. Carilah yang lebih aman jika belum banyak pengalaman".

Berbagi Semangat dengan Perempuan lain dan Membuktikan kepada Masyarakat dengan Karya

Bulan Maret ini, ada International Women's Day yang mana jatuh pada tanggal 8 Maret dan selalu diperingati setiap tahunnya. Dinni menyebutkan bahwa pilar-pilar dalam International Women’s Day itu terdiri dari berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, budaya, dan atau politik. Dia berpendapat untuk mungkin bisa ditambahkan unsur lingkungan ke dalam pilar tersebut agar terciptanya gerakan yang berkelanjutan, dan baginya hal ini tentu sangat berkaitan dengan kita semua karena dalam kondisi pandemi.

(Sumber: Dok. Istimewa)

Semangat dan harapan yang bisa Dinni bagikan terhadap sesama perempuan adalah semakin banyaknya perempuan yang masuk dalam jajaran pengambil keputusan penting di negeri ini, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi yang lain. Mengenai upaya terwujudnya kesetaraan gender di Indonesia, bagi Dinni bisa dilakukan dengan pembuktian kepada masyarakat dengan karya. Bahwasannya perempuan juga bisa membuat, memimpin, dan menjadi corong perubahan.

 

Ditulis oleh S.Rukoyah

diterbitkan pada laman womentourism.id | 10 Maret 2021