ViaVia Travel Jogja: Kisah tentang Diskriminasi Positif Bagi Perempuan dalam Bisnis Pariwisata

Hai, fellow companions! #WTIDpride kembali lagi dengan cerita menarik tentang sebuah usaha perjalanan wisata yang beroperasi di Yogyakarta nih! Fellow companions khususnya yang tinggal di Yogyakarta atau pernah berkunjung ke Yogyakarta pasti pernah mendengar tentang ViaVia Travel Jogja, kan? ViaVia Travel Jogja adalah sebuah biro perjalanan wisata yang mengusung konsep pariwisata berkelanjutan. Yuk baca lebih lanjut tentang ViaVia Travel Jogja!

 

Awalnya, ViaVia berdiri sebagai sebuah kafe yang dibentuk oleh sekumpulan wisatawan dari Belgia yang peduli pada dampak negatif pariwisata. Kafe yang mereka dirikan ini ditujukan sebagai tempat untuk bertemunya orang dari mana saja, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, untuk berteman dan mengobrol sembari menikmati hidangan lokal. ViaVia yang pertama didirikan di Leuven, Belgia pada bulan Mei 1995. Tak lama kemudian, ViaVia berkembang menjadi jaringan bisnis berskala global dan membuka cabang internasional pertama mereka di Yogyakarta pada 18 Desember 1995.

 

ViaVia Jogja

Sumber: Instagram @viaviajogja

 

Ketika usaha ViaVia Resto Jogja mulai menggeliat, ViaVia mendirikan ViaVia Travel Jogja pada 18 Desember 1998. ViaVia Travel Jogja fokus menawarkan paket tur dengan konsep pariwisata berkelanjutan. Dalam menjalankan bisnisnya, ViaVia Travel Jogja banyak bekerjasama dengan masyarakat dan memberdayakan masyarakat. Saat ini, belum semua destinasi yang ViaVia Travel Jogja tuju sudah ada kerja sama dengan masyarakat tetapi semangat yang ViaVia Travel Jogja gunakan pada dasarnya adalah kerja sama dan kolaborasi dengan komunitas lokal.

 

ViaVia Travel Jogja

Sumber: Instagram @viaviajogja.travel

 

Mengutip dari Sri Mujiyati, Managing Director ViaVia Travel Jogja, salah satu hal unik yang diterapkan dalam manajemen bisnis ViaVia Travel Jogja adalah ‘diskriminasi positif bagi perempuan’.  “Awalnya pada saat baru bekerja di ViaVia, masih ada stigma bagi perempuan yang pulang malam. Ngapain ya pulang malam-malam? Apalagi di kampung, ada generalisasi bagi perempuan yang bekerja di bidang pariwisata itu semacam perempuan ngga bener,” ujar Uji. Secara jumlah, pada akhir tahun 1990-an hingga awal 2000-an, lebih banyak ditemukan pemandu wisata laki-laki daripada perempuan. Tentu saja Uji termasuk ke dalam minoritas tersebut.

Uji Managing Director ViaVia Travel Jogja

Sumber: Instagram @viaviajogja.travel

 

Akibat pengalaman ini, Uji bersama dengan rekan-rekan di ViaVia Jogja ingin menunjukkan bahwa banyak perempuan perkasa yang bisa bekerja di sektor pariwisata. Mereka juga ingin membuktikan bahwa perempuan juga bisa mencapai posisi managerial di bidang pariwisata dan tidak semata-mata bekerja di belakang layar saja. ViaVia Jogja menganggap bahwa keterlibatan perempuan sangat penting, terutama perempuan yang termarginalkan. “Ini bukan masalah diskriminasi bagi laki-laki, di ViaVia ada karyawan laki-laki juga, tetapi komposisinya kebanyakan perempuan. ViaVia Jogja ingin menyediakan kesempatan bagi perempuan untuk bekerja di bidang pariwisata dan menyampaikan pendapatnya,” tegas Uji.

 

Kunjungi laman berikut untuk mengetahui lebih lanjut tentang ViaVia Travel Jogja dan produk yang ditawarkannya:

 

Website: viaviajogja.com

Instagram: @viaviajogja.travel

 

Ditulis oleh Hanin Banurukmi.

Diterbitkan pada laman womentourism.id | 16 Maret 2021