Halo fellow companion! Pada rubrik WTIDRecognition kali ini kami akan mengulas profil salah seorang perempuan hebat yang berkecimpung dalam dunia pariwisata khususnya di bidang usaha perjalanan.
Sumber: Dok. Istimewa
Judith Claranita yang akrab disapa Judith adalah seorang project manager pada platform perjalanan wisata yang berfokus pada wisata edukasi bernama @Outing.id. Perjalanan Judith menjajaki industri pariwisata dimulai sejak ia masih berkuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Jakarta kisaran tahun 2010 silam. Salah seorang temannya menawarkan pekerjaan untuk menjadi seorang pemandu wisata. Kala itu, Judith diminta untuk memandu kelompok-kelompok yang hendak berwisata ke daerah Jakarta, Bandung, dan Depok. Seiring dengan berjalannya waktu, Judith yang tadinya memiliki peran sebagai seorang pramuwisata, mulai melebarkan sayapnya menjadi seorang tour leader dan tour planner.
Meski tidak memiliki latar belakang ilmu pariwisata, namun semangat serta pengalaman kerja sewaktu berada di bangku kuliah menyadarkan Judith bahwa ia memiliki ketertarikan untuk memberikan pelayanan terbaiknya dan merasa tertantang saat harus menghadapi berbagai macam karakter orang yang ditemuinya ketika sedang bekerja. Karena alasan itulah Judith kemudian mengambil beberapa sertifikasi seperti Travel Consultant BNSP-LSP Pramindo pada tahun 2018, Tour Planner BNSP-LSP Pramindo pada tahun 2019, dan yang terakhir mengambil sertifikasi Tour Guide BNSP-LSP Parnus pada tahun 2020, untuk menunjang keberlangsungan karirnya. Walaupun telah bekerja di industri pariwisata, Judith tidak semerta-merta meninggalkan ilmu di perkuliahannya, terbukti saat ini Judith tengah melanjutkan studinya ke jenjang master Psikologi Pendidikan Universitas Islam Negeri Jakarta. Minatnya terhadap pendidikan dan pariwisata dapat dikerjakannya dengan selaras dan sepenuh hati hingga bisa sampai di posisi saat ini.
Sumber: Dok. Istimewa
Sumber: Dok. Istimewa
Pekerjaan Judith sebagai seorang Project Manager adalah buah dari ketekunannya selama ini. @Outing.id yang sebelumnya adalah Wisata Sekolah.Com, menjadi sarana bagi Judith untuk mengawinkan minatnya di bidang pendidikan dan pariwisata. Selama bekerja di sana, Judith bertanggung jawab atas proses penyusunan program wisata mulai dari curah pendapat, survei dan kontrol lapangan, hingga mencapai kesepakatan dengan klien. Langkah-langkah yang biasa dilakukan adalah melakukan riset secara mendalam terhadap klien seperti mencari tahu kurikulum, atmosfir serta sistem belajar mengajar oleh guru dan murid yang diterapkan oleh sekolah. Proses riset ini biasanya memakan waktu sekitar dua sampai tiga hari agar tema program dapat lebih disesuaikan dengan keinginan klien. Langkah selanjutnya, terkadang Judith ikut turun untuk survei lapangan agar mendapatkan hasil yang mendetail. Lalu langkah terakhir adalah melakukan negosiasi dengan memberikan beberapa pilihan bagi klien hingga mufakat. Selama proses tersebut tentu saja Judith mengalami berbagai macam kendala seperti dimarahi oleh klien yang berbeda pendapat, meyakinkan dan memberi kepercayaan terhadap calon klien agar berminat pada produk yang ditawarkan, serta menjaga loyalitas pelanggan.
Sumber: Dok. Istimewa
Pengalamannya selama 11 tahun di bidang ini meyakinkan Judith bahwa perempuan di industri pariwisata sangat dibutuhkan dan mampu menduduki level jabatan manajerial. Menurut Judith, perempuan dalam pariwisata itu lebih luwes dan teliti ketimbang laki-laki, terutama pada bidang usaha perjalanan wisata yang memerlukan detail perhatian ekstra agar seluruh program dapat berjalan dengan lancar. Bagi Judith, perempuan lebih mendetail dan rigid sehingga lebih cocok apabila berprofesi sebagai tour planner. Walau demikian, Judith juga berpendapat bahwa peran laki-laki pada bisnis usaha perjalanan juga sangat dibutuhkan terutama perihal teknis. Maka dari itu tetap dibutuhkan kerja sama antar laki-laki dan perempuan untuk saling mendukung pekerjaan masing-masin agar dapat berjalan dengan baik.
Sumber: Dok. Istimewa
Tugas dan tanggung jawab yang diemban Judith memang tidak mudah, apalagi saat pekerjaannya dikaitkan dengan stigma buruk masyarakat yang berseliweran selama ia bekerja di industri pariwisata. Pekerjaan Judith yang mengharuskan ia berangkat saat pagi buta dan tidak pulang dalam waktu beberapa hari, menimbulkan rumor tak sedap di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Belum lagi perlakuan tidak menyenangkan menjurus pelecehan baik verbal maupun non-verbal juga kerap ia dapatkan dari lingkungan pekerjaannya seperti tamu, supir, maupun rekan kerja yang baru kenal. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat Judith untuk terus bekerja dan keinginannya untuk menunjukkan bahwa tidak semua perempuan di pariwisata itu senang atau nyaman mendapat diperlakukan demikian. Apabila memang ada yang senang diperlakukan demikian, bukan profesinyalah yang salah, melainkan personalnya.
Pesan dan harapan Judith bagi perempuan dalam pariwisata kedepannya adalah perempuan-perempuan bisa lebih merasa bangga terhadap profesi mereka terlepas dari stigma buruk yang masih menghantui kita semua. Selain itu, Judith juga berharap kedepannya ia dan perempuan dalam pariwisata lainnya dapat membuka wawasan bagi orang banyak agar mereka dapat menilai dengan cerdas dan cermat perihal perempuan yang bekerja di industri pariwisata.
Ditulis oleh NatasyaIMS