Halo teman-teman WTID! Akhirnya WTID kembali menghadirkan konten #WTIDPride mengulik usaha-usaha lokal yang bisa menginspirasi kita semua. UMKM kali ini berdomisili dari Jawa Timur, tepatnya dari Kota Malang. Mari, kita berkenalan dulu dengan UMKM Diajeng Maya Art and Craft. Pemilik Diajeng Maya Art and Craft ini merupakan seorang wanita cantik sekaligus ibu dari tiga orang putri bernama Kak Maya Wima Linasti. Saat kami bertanya mengenai awal mula berdirinya Diajeng Maya Art and Craft, Kak Maya mengatakan bahwa semua ini dimulai dari kesukaannya dalam melukis hingga pernah berhasil memenangkan beberapa kejuaraan. Akhirnya pada tahun 2015, Kak Maya memiliki kesempatan meneruskan hobinya dengan mendirikan Diajeng Maya Art and Craft. Padahal, Kak Maya sendiri sebenarnya bukan merupakan lulusan jurusan seni melainkan dari jurusan teknik industri.
Source: Instagram Diajeng Maya Art
Telah banyak tersebar UMKM berbasis kerajinan seperti milik Kak Maya dengan ciri khas masing-masing. Begitu juga dengan Diajeng Maya Art and Craft yang menyuguhkan kerajinan dengan berbasis gaya klasik dan elegan bercorak kebudayaan Indonesia. Tidak hanya itu, media lukis yang digunakan menjadi keunikan tersendiri karena tidak hanya mengenal satu media saja. Mulai dari kain biasa, kain batik, kain lurik, glass stain, tas, hijab, dan masih banyak lagi. Di setiap karya yang telah dibuat juga memiliki makna/cerita yang terkandung didalamnya. Salah satu nya, Kak Maya pernah membuat satu tas dengan gambar wayang dimana wayang tersebut menggambarkan anak-anak perempuannya.
Source: Instagram Diajeng Maya Art
Meskipun begitu, Diajeng Maya Art and Craft juga menerima pesanan sesuai request dari pelanggan. Kak Maya pernah mendapatkan pesanan yang cukup sulit belum lama ini yaitu menggambar wajah Pak Sandiaga Uno di baju. “Saya tu gabisa mba kalo suruh gambar wajah, takut ngga sama”, tutur Kak Maya. Apalagi Kak Maya hanya diberikan waktu dua hari pengerjaan. Akhirnya, untuk mengatasi kelemahan tersebut, Kak Maya melukis wajah Pak Sandi dengan teknik gambar karikatur. Tantangan itu sampai hari ini masih terus teringat dan menjadi kenangan bagi Kak Maya. Kesempatan unutk bisa bertemu Pak Sandiaga Uno bisa didiapatkan Kak Maya lewat usahanya untuk bisa menjadi usaha lokal yang terpilih dalam acara Apresiasi Kreasi Indonesia 2021. Kak Maya harus melakukan kurasi dan bersaing dengan 400 peserta lain dari berbagai bidang yang berbeda-beda.
Source: Instagram Diajeng Maya Art
Banyak hambatan dan tantangan yang harus dilewati untuk mencapai kesuksesan. Terus semangat dan bersedia untuk terus berinovasi merupakan cara Kak Maya untuk bisa menghadapi berbagai hambatan. Misalnya saja di awal membangun usahanya, Kak Maya harus mencari cara untuk bisa menjual karya lukisannya kepada calon pelanggan. Apabila ikut pameran, kebanyakan hanya orang asing yang tertarik untuk datang. Dalam upaya memperluas jangkauan usahanya, Kak Maya mulai mencoba melukis dengan media tas. Mulai dari itu lah, ternyata banyak orang yang menyukai tas lukis Diajeng Maya Art and Craft. Inipun membuat Kak Maya terdorong untuk terus berkesplorasi dengan media lain. Contohnya seperti kain untuk hijab sebagai media lukis.
Masa pandemi seperti saat ini juga menjadi tantangan yang memberikan banyak pelajaran kepada Kak Maya. Pada bulan Ramdahan biasanya Kak Maya mendapatkan banyak pesanan untuk hari raya lebaran. Namun, pada awal pandemi yang berdekatan dengan bulan Ramadhan, tidak ada satupun pesana yang diterima. Kak maya pun harus memutar otak untuk bisa tetap mendapatkan penghasilan. Salah satu contoh nya, melihat banyak orang yang membutuhkan masker, Kak Maya pun menggunakan kesempatan tersebut untuk memproduksi masker lukis. Hal ini sekaligus menjadi pembelajaran bahwa dalam berwirausaha sang pemilik harus pintar-pintar memanfaatkan keadaan di tengah krisis.
Selain itu, koneksi juga menjadi faktor yang bisa mengantarkan sebuah usaha menuju kesuksesan. Seperti pengalaman Kak Maya yang belum lama ini mengajari figur publik Ashyanty untuk membatik. Koneksi yang dibangun merupakan hasil dari kerja sama pihak Diajeng Maya Art and Craft dengan salah satu hotel di Malang. Bentuk kerja sama yang terjalin yaitu berwujud bentuk paket dimana salah satunya terdapat kelas membatik. Ini bisa dijadikan contoh bagi pengusaha diluar sana untuk bisa melakukan kolaborasi guna memperluas jangkauan pasar.
Disamping menjual karya-karya kerajinan, Diajeng Maya Art and Craft juga memiliki program untuk pemberdayaan perempuan yang dinamai program Sundul Langit. “Kalo mau dapet rejeki banyak ya langitnya di sundul..” tutur Kak Maya yang menjelaskan pemberian nama Sundul Langit. Kegiatan dari program ini yaitu program edukasi kepada perempuan untuk bisa meghasilkan karya yang bisa dijual. Biasanya karya yang dibuat merupakan souvenir dengan bahan baku yang murah dan mudah didapatkan. Program ini telah berlangsung di berbagai tempat yang berbeda-beda mulai dari pondok pesantren putri sampai desa wisata. Salah satu nya saat melakukan program di Desa Wisata Pujon Kidul, masyarakat diberikan edukasi untk membuat souvenir dari bambu yang merupakan salah satu sumber daya yang pada saat itu belum ada pemanfaatan bagi penduduk. Program ini telah berjalan cukup lama tepatnya mulai dari tahun 2017.
Masih dalam pembahasan yang berkaitan dengan perempuan, kami juga bertanya bagaimana tanggapan Kak Maya mengenai perempuan yang masih kerap dianggap remeh menjadi pemimpin atau pemilik usaha. Menanggapi hal ini, Kak Maya kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Menurut Kak Maya, wanita yang bisa menjadi seorang pemimpin merupakan suatu hal yang hebat. Bagi perempuan, untuk bisa fokus terhadap pekerjaan adalah hal yang sulit mengingat beberapa perempuan juga memiliki peran sebagai ibu. Selain itu, perempuan yang dianggap selalu mengedepankan emosi juga bukan menjadi alasan perempuan bisa diremehkan saat mengemban tugas sebagai pemimpin. Justru ada hal-hal yang tidak bisa dilihat tanpa menggunakan peran emosi didalamnya.
Source: Instagram Diajeng Maya Art
Menjadi perempuan memang masih lekat dengan berbagai stigma negatif tak terkecuali dalam bidang karir. Kak Maya juga menjadi salah satu perempuan yang memiliki pengalaman kurang menyenangkan di awal perjalanan membangun karirnya. Pameran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengenalkan produk-produk Diajeng Maya Art and Craft. Dalam penataan stan pameran, pemilik stan diperbolehkan untuk menusun stan setelah Mall tutup. Penataan stan membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan Kak Maya menuturkan penataan bisa sampai pukul 3 pagi. Dari apa yang dilakukan Kak Maya, muncul rumor yang kurang menyenangkan dari orang-orang sekitar. Bahkan, Kak Maya pernah di gosipkan sebagai ‘wanita yang tidak benar’. Dari sini bisa terlihat bagaimana hal sepele yang dibesar-besarkan oleh seseorang bisa menghancurkan mental perempuan. Meskipun dirintangi dengan hal seperti itu, Kak Maya terus maju bersemangat untuk dapat mencapai mimpi-mimpinya.
Dari semua hal yang telah dilalui oleh Kak Maya, ia berharap suatu hari nanti karya nya tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga bisa dikenal di berbagai negara. Ia juga berharap pencapaian yang bisa ia raih dapat membanggakan dirinya, ibu, dan keluarganya. Kak Maya juga berpesan bagi teman-teman yang berkecimpung di dunia industri supaya tetap semnagat dan selalu menghasilkan karya-karya baru. Selain itu, sebagai seorang pengusaha jangan sampai hanya mementingkan profit tetapi juga ingat untuk berbagi dan bisa memberdayakan orang-orang disekitarnya. Bagi para perempuan, Kak Maya juga berpesan untuk menjadi perempuan yang mandiri, memiliki keahlian, dan jangan bergantung pada orang lain. Percayalah, menjadi wanita yang mandiri jauh lebih enak dan membanggakan.
Cerita Kak Maya ini sangat menginspirasi kita baik sebagai pekerja industri kreatif, seorang ibu, dan seorang perempuan. Dari cerita Kak Maya ini banyak pelajaran yang bisa diambil dan bisa menjadi penyemangat kita untuk mencapai cita-cita yang didambakan.
See you on next #WTIDPride Project!
Ditulis Oleh Shafa Salsabila
Artikel ini diterbitkan di lamanwomentourism.id | 16 Desember 2021