18 Maret 2022

(Kegiatan Webinar #WTIDTALK7)
Dalam rangka merayakan international Women’s Day 2022, kami menghadirkan kembali #WTIDTalk seri ke 7 dengan judul "Interkoneksi Perubahan Iklim Terhadap Gender dan Pariwisata Indonesia". Tema kali ini diangkat karena perubahan iklim merupakan isu global dan pariwisata menggantungkan aktivitasnya kepada alam. Kami percaya ada keterkaitan antara perubahan iklim, pariwisata dan gender. Webinar ini diadakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2022 melalui platform Zoom dan disiarkan langsung melalui akun YouTube Women in Tourism IndonesiaDalam rangka merayakan international Women’s Day 2022, kami menghadirkan kembali #WTIDTalk seri ke 7 dengan judul "Interkoneksi Perubahan Iklim Terhadap Gender dan Pariwisata Indonesia". Tema kali ini diangkat karena perubahan iklim merupakan isu global dan pariwisata menggantungkan aktivitasnya kepada alam. Kami percaya ada keterkaitan antara perubahan iklim, pariwisata dan gender. Webinar ini diadakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2022 melalui platform Zoom dan disiarkan langsung melalui akun YouTube Women in Tourism Indonesia. Acara ini dipandu oleh Brand Ambassador WTID, Meira Fenderisa sebagai Moderator dan Benedicta Yuventa sebagai MC.
Acara dibuka dengan opening speech dari Dr. Sri Susanti dari STP Mataram. Beliau memaparkan tentang "Perempuan, Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga dan Pariwisata Berkelanjutan di Desa Batu Kumbung Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat".
"Karena sampah merupakan tanggung jawab bersama, maka dari itu terciptalah gerakan-gerakan dalam pengelolaan sampah. Bermula dari perempuan dalam menciptakan perubahan kecil menjadi besar". Beliau mengatakan masalah sampah ini bermula dari kebiasaan masyarakat lokal yang kurang peduli terhadap kebersihan. Adapun penyumbang sampah terbanyak di desa ini berasal dari sampah rumah tangga. Melalui permasalahan sampah ini, dilakukanlah focus group discussion, pelatihan, dan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha wisata di Desa Batu Kumbung. Dr. Sri Susanti menjelaskan pendekatan yang efektif kepada masyarakat melalui tokoh agama yang dapat didengar oleh masyarakat.
Pembicara pertama adalah Pak Irfan Toni Herlambang Asia Digital Manager dari 350.org yang telah banyak berkecimpung di dunia Enviromental dan Communication Management. "Sebuah pohon yang hilang dapat mendorong hilangnya peradaban dan sejarah". Pak Toni Irfan memaparkan dunia sedang tidak baik-baik saja karena terjadinya perubahan iklim. Akibatnya, berdampak pada banyak hal seperti kenaikan muka air laut, kelangkaan pangan hingga membuat konflik di sebuah wilayah. Beliau juga menuturkan Terdapat hubungan antara perempuan dan krisis iklim. Perempuan menjadi orang yang berada di garda terdepan untuk bertahan ketika terjadi bencana. Namun, perempuan juga yang paling terdampak karena krisis iklim ini dapat menjadi beban ganda untuk perempuan itu sendiri.
Pembicara selanjutnya yaitu Dr. Stroma Cole yang memaparkan tentang Gender, Tourism & Climate Change. Dr. Storma menjelaskan perubahan iklim yang sekarang terjadi ini dapat berdampak pada pariwisata, seperti daya tarik wisata, infrastruktur, pasokan air, dan rantai pasokan serta menimbulkan bencana alam."Perempuan harus dilebihkan secara makna untuk mendesain, mengatur, memikirkan dan memutuskan dalam destination management & disaster management." Dr. Stroma juga menjelaskan perempuan punya banyak pengalaman terhadap penanggulangan bencana tetapi sering tidak diakui. Menurutnya, perempuan harus dilebihkan secara makna untuk mendesain, mengatur, memikirkan dan memutuskan dalam destination management & disaster management.
Pembicara terakhir dalam rangkaian acara #WTIDTalk seri 7 ini adalah Ibu Margaretha Subekti yang akrab disapa Oma Bekti. Beliau berbagi pengalamannya di KSU Sampah Komodo. Oma Bekti percaya dan meyakini dengan mendidik perempuan maka sama dengan mendidik generasi yang akan datang."Pandangan perempuan terhadap perubahan iklim yang sedang terjadi menjadikan perempuan seringkali tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri melainkan mereka berpikir untuk melindungi keluarga dan orang-orang di sekitarnya". Beliau menuturkan pariwisata dapat menjadi penyebab perubahan iklim itu sendiri. KSU Sampah Komodo bekerja sama untuk saling menguatkan kepada sesama perempuan dan membuktikan bahwa perempuan dapat menjaga bumi dengan mendidik perempuan dan generasi muda.
Acara kemudian dilanjutkan pada sesi tanya jawab dengan antusias tinggi para peserta Webtalk Show WTIDtalk#7. Para narasumber turut menjawab pertanyaan tersebut dipandu dengan moderator. Setelah itu acara WTIDtalk ditutup dengan sesi dokumentasi. Acara ini tidak lupa didukung dengan media partner dari instansi, lembaga, dan organisasi terkait sehingga kegiatan dapat berlangsung secara lancar.