Oman dan Tantangan Inklusivitas Kepemimpinan di tengah Ritme Progresivitas Pariwisata

15 Mei 2025

Oman, merupakan salah satu bagian dari kawasan Timur Tengah dengan luas area sebesar 309,500 km² serta berbatasan langsung dengan Republik Yaman di sisi barat daya, Saudi Arabia di sisi barat, dan Uni Emirat Arab di sisi utara, yang juga dilengkapi oleh keberadaan berbagai situs arkeologi, destinasi alam, hingga lebih dari 500 bangunan kastil, menara, maupun benteng pertahanan. Bahkan lima situs kebudayaan yang dimiliki oleh Oman, sukses memperoleh pengakuan UNESCO dalam daftar warisan dunia, mencakup: Five Aflaj, Bahla Fort and Wall, Bat Tombs and Settlement, Ancient City of Qalhat, sampai dengan Frankincense Route. Oman juga dapat dikategorikan sebagai suatu negara yang berkomitmen tinggi dalam mendukung visi-misi pembangunan berkelanjutan, yang mana hal ini dibuktikan dengan semangat penerapan diversifikasi ekonomi maupun transisi fokus terkait perolehan pendapatan negara, dan tercatat dalam hitungan lebih kurang dua dasawarsa yakni dari tahun 1990 hingga 2016, angka pertumbuhan ekspor untuk kategori non-crude oil telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 8% menjadi 38%.

Tiga sektor utama yang menjadi prioritas bagi pertumbuhan ekonomi nasional Oman saat ini adalah pariwisata, perikanan, dan agrikultur (mencakup produksi serta penjualan buah kurma). Kontribusi sektor pariwisata Oman diprediksikan mencapai 2.8% dari total GDP pada tahun 2016, dan ‘nilai tambah’ yang dihasilkan secara langsung dari sektor ini pada tahun 2009 bahkan diprediksi mencapai 505 juta rial Oman atau setara dengan 1.3 juta US$, dan di tahun 2017 telah berada di kisaran 719 juta rial Oman atau 1.8 juta US$. Oman masih mencatatkan jumlah kunjungan terbesar dari penduduk berkewarganegaraan Asia seperti Filipina, India, dan Pakistan, yang menyumbang sebanyak 17% dari total kunjungan pada periode 2016, kemudian diikuti jumlah wisatawan dari kawasan Inggris Raya dan Jerman yang juga mulai menampilkan statistik kenaikan per tahun 2017. Sedangkan untuk sektor perikanan, per tahun 2016, Oman telah mencatatkan kenaikan nilai ekspor yang sebelumnya berada di angka 144 juta US$, menjadi 172 juta US$, dan untuk sektor perdagangan buah kurma, Oman menempati posisi 10 besar dunia sebagai negara produsen, dengan konsentrasi penjualan terbesar ada pada negara India, Somalia, dan Uni Emirat Arab. 

Di tengah signifikansi pada ragam sektor prioritas nasional, mayoritas penduduk Oman masih menghadapi sejumlah tantangan struktural terkait partisipasi gender serta pemberdayaan perempuan, khususnya dalam ranah politik dan kepemimpinan. Hal ini ditunjukkan melalui angka keterlibatan perempuan dalam kabinet nasional Oman yang hanya berada di kisaran 11% dari nilai tertinggi sebesar 100%. Adapun untuk persentase keterlibatan tertinggi di dunia ditempati oleh Spanyol (66.7%), Finlandia (61.1%), Nikaragua (58.8%), Kolumbia (57.9%), dan Austria (57.1%), berdasarkan data yang diterbitkan oleh Visual Capitalist pada tahun 2021.

Pentingnya partisipasi aktif perempuan dalam ranah kepemimpinan, dibuktikan pada berbagai temuan yang salah satunya melibatkan sebanyak 353 perusahaan dalam lingkup Fortune 500 (merupakan sebuah daftar tahunan yang dibuat oleh majalah Fortune dalam konteks pemeringkatan terhadap 500 perusahaan teratas, khususnya yang melantai di bursa saham Amerika Serikat, dengan mengacu pada jumlah pendapatan bruto yang dihasilkan), dan dinyatakan bahwa mayoritas perusahaan dengan jumlah tertinggi pada representasi perempuan di level manajerial, mampu menghasilkan Return on Equity (ROE) hingga 35.1% lebih tinggi serta Total Return to Shareholders (TRS) yang mencapai angka 34% lebih tinggi dari perusahaan-perusahaan dengan jumlah representasi terendah pada level kepemimpinan. Selain itu, terdapat pula studi yang dilaksanakan oleh McKinsey di tahun 2007 terhadap the Stoxx Europe 600 yang kemudian menghasilkan temuan bahwa sebanyak 89 perusahaan di antaranya dengan proporsi tertinggi pada representasi perempuan dalam level kepemimpinan, tercatat mampu menghasilkan Return on Equity (ROE) hingga 10% lebih tinggi, dan 48% tingkat EBIT (Earnings before Income Tax) yang juga lebih tinggi dibandingkan perusahaan-perusahaan yang minim atau nol keterlibatan perempuan dalam lingkup kepemimpinan. 
 
Selain perihal rendahnya partisipasi perempuan dalam level kepemimpinan, Oman juga tidak terlepas dari sejumlah kritik keras lainnya yang tidak hanya dilayangkan oleh warga sipil setempat, melainkan juga oleh sejumlah organisasi dan lembaga riset internasional. Beberapa poin permasalahan tersebut yang tidak luput dari perhatian dunia yakni, masih lemahnya hukum mengenai perlindungan terhadap anak perempuan maupun perempuan yang berada dalam hubungan pernikahan, sebab hingga saat ini negara Oman masih belum memiliki poin perundang-undangan nasional yang secara spesifik mengatur sekaligus mengutuk keras segala tindak terkait mutilasi genital terhadap perempuan sampai dengan aturan mengenai legalisasi praktik aborsi terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. 
 
Selain itu, sejumlah temuan fakta turut menggambarkan seberapa sulitnya perempuan di Oman dalam proses mengajukan perceraian terhadap suaminya di pengadilan, bahkan tidak jarang ditemukan studi kasus di mana sang perempuan sampai harus membayar sebuah ‘kompensasi’ untuk memudahkan proses penggugatan cerai atas suaminya, sedangkan diketahui bahwa laki-laki memiliki ragam kemudahan apabila ingin melayangkan gugatan cerai kepada sang istri. Terdapat fakta lainnya yang menyatakan bahwa seorang ibu dapat dengan mudahnya kehilangan hak asuh atas anak biologisnya apabila ia memutuskan untuk menikah kembali pasca bercerai, yang bagaikan kian mempersulit kedudukan perempuan-perempuan di Oman dalam memperoleh berbagai hak asasinya. 
 
 

Artikel ini diterbitkan di laman womentourism.id| 15 Mei 2025

 

Writer:

Tarisyah Widi Shabira

Awardee of Turkiye Burslari Scholarship for Master Program

 

Referensi:

  1. Ministry of Tourism Sultanate of Oman. Tourism in Oman. https://www.comcec.org/wp-content/uploads/2021/07/3-Oman.pdf

  2. United Nations Conference on Trade and Development. 2018. National Green Export Review of Oman: Tourism, Dates, and Fish. National Green Export Review of Oman: Tourism, Dates and Fish

  3. United Nations & United Nations Human Rights Office of the High Commissioner. 2017. The Committee on the Elimination of Discrimination against Women considers the Report of Oman. Committee on the Elimination of Discrimination against Women considers the report of Oman | OHCHR

  4. Aditya Padmaraj (Borgen Magazine). 2020. Gender Discrimination in Oman: Women’s Rights. Gender Discrimination in Oman: Women's Rights - BORGEN

  5. Helena Kennedy Centre for International Justice. 2021. Violence against Women Oman. Violence against Women in Oman

  6. Iman Ghosh. 2021. Mapped: Where Women Hold the Most and Least Political Power. Mapped: Where Women Hold the Most and Least Political Power

  7. Leah Jackson Teague. Higher Education Plays Critical Role in Society: More Women Leaders Can Make a Difference. EJ1091521.pdf

    Sumber foto: The best things to see, do and eat in the elegant Omani capital